KOTA, Radar Trenggalek – Teknik fotografi kamera lubang jarum (KLJ) masih digemari oleh sebagian masyarakat di Bumi Menak Sopal. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Komunitas Fotografi Trenggalek (KFT)
yang mengikuti challenge (tantangan, Red) tingkat nasional untuk merekam matahari selama 20 hari, di area Trenggalek Agropark, kemarin (10/3).

Koordinator KFT, Tri Yuli S membenarkan, tantangan merekam matahari selama 20 hari ini merupakan gerakan inisiatif dari Indonesianpinhole.org dan Mulawali Institute. Latar dari challenge rekam matahari tersebut untuk memperingati Tahun Astronomi Indonesia 2023, astronomi modern Nusantara, Observatorium Bosscha, menyambut gerhana matahari total pada 20 April 2023, dan merayakan Pinhole Day

Adapun challenge itu diharapkan dapat mengedukasi masyarakat dan mengenalkan fotografi. “Dikarenakan ini
event pertama, sifatnya nasional. Harapannya fotografi KLJ ini dapat dibawa pameran di sini (Trenggalek, Red),” ungkapnya.

Lebih lanjut, pemasangan KLJ merekam matahari di Trenggalek tersebut, selain di Trenggalek Agropark juga
ada di beberapa lokasi yang berbeda. Tri menyebut, total ada 10 KLJ yang dipasang di lokasi Alun-Alun Trenggalek, Pasar Pon, Green Park, Pantai Konang, STKIP PGRI, dan Sawah Kanjeng Jimat.

Sementara itu, langkah mengantisipasi gangguan selama merekam matahari, Tri mengaku bahwa terdapat stiker yang ditempelkan di bawah KLJ. Stiker itu berisi larangan agar masyarakat tidak menyentuhnya. “Peletakannya kebanyakan berada di tiang besi, listrik, dan dibalut isolasi. Itu agar KLJ tidak goyang kena angin,” jelasnya, saat memasang KLJ di ruang terbuka hijau (RTH) Trenggalek Agropark, Jumat (10/3) sore.

Hasil jepretan KLJ saat ini belum bisa diketahui karena menunggu cetakan dari panitia penyelenggara yang berada di Bali. “Kalengnya dikirim ke sana sekitar 31 Maret, lalu mereka scan dan disimpan ke database,” ujarnya.

Selain itu, bahan-bahan untuk merakit KLJ itu simple. Mulai dari kaleng bekas wadah rokok, selotip hitam,
aluminium foil, dan jarum. Beberapa bahan itu pun mudah didapatkan dengan harga yang terjangkau. Namun, yang membuat KLJ mahal itu adalah harga film, yang dibanderol hingga Rp 800 ribu untuk satu pak berisi 100 film. “Harga filmnya yang mahal,” jelas Tri.

Sumber : Kliping Komunitas Fotografi Trenggalek