Pagi hari - Rekam Matahari
Matahari terbit - Rekam Matahari

Matahari telah menjadi simbol penting di banyak kebudayaan sepanjang peradaban manusia. Dalam mitologi yang dimiliki oleh berbagai bangsa di dunia, matahari memiliki peranan yang sangat penting di dalam kehidupan masyarakatnya. Begitu juga dengan Indonesia, hampir semua budaya nusantara dari Sabang sampai Merauke dipengaruhi atau berhubungan dengan matahari.

Indonesia merupakan negara dengan panjang garis khatulistiwa lebih dari 5.000 km, hal ini setara dengan ⅛ panjang garis khatulistiwa di Planet Bumi. Oleh karenanya Indonesia memiliki keberuntungan besar karena sepanjang tahun selalu melihat matahari, tidak seperti beberapa negara lain yang bahkan memiliki durasi malam yang lebih panjang. Ada begitu banyak mitos, legenda dan cerita rakyat tentang matahari yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia. Lebih jauh, pergerakan matahari juga turut mempengaruhi penanggalan hari baik dalam melakukan praktik ritual, adat, serta kerja pertanian, pelayaran dan kehidupan bermasyarakat. Sayangnya, meski memiliki peran penting, pengetahuan tentang matahari ini pun kian hari kian hilang disadari oleh masyarakat luas.

#RekamMatahari adalah program merekam lintasan matahari secara serentak di 500 lokasi di berbagai wilayah Indonesia, menggunakan medium kamera lubang jarum (pinhole) dengan teknik suryagrafi atau solarigraphy. Perekaman serentak ini dilakukan pada rentang waktu Februari – Maret 2023 lalu dan dilanjutkan sepanjang tahun 2023.

500 kamera pinhole telah disebar ke 250 peserta #RekamMatahari untuk melakukan perekaman lintasan matahari. Tercatat ada di 109 kota/kabupaten di 34 provinsi di Indonesia. Peserta program ini tidak hanya fotografer atau astronom atau seniman, namun terdiri dari berbagai macam latar belakang. Juga diikuti oleh komunitas-komunitas lintas bidang.

Tujuan utama program ini adalah untuk mendapatkan dokumentasi lintasan ekuator matahari di berbagai daerah, dengan data titik koordinat dan informasi potensi energi matahari dengan visual yang artistik. Sasaran obyeknya adalah landmark daerah dan cagar budaya. Selain itu juga memperkenalkan teknologi fotografi analog berupa fotografi lubang jarum (pinhole).

Karya yang dihasilkan adalah berupa fotografi lubang jarum (pinhole) dengan teknik suryagrafi atau solarigraphy. Semua karya dan data tersebut akan diarsipkan untuk keperluan edukasi tentang fotografi, astronomi, budaya matahari, antropologi dan energi hijau. Kemudian bisa dinikmati oleh publik dalam bentuk pameran foto, buku dan website.

Pameran perdana program #RekamMatahari dilaksanakan di Taman Budaya Gerson Poyk Kupang, Nusa Tenggara Timur pada tanggal 13 – 20 April 2023 lalu. Sepanjang tahun 2023 ini, kami akan membawa pameran tersebut ke beberapa kota di Indonesia. Tiap kota, karya-karya yang ditampilkan akan berbeda, dikurasi oleh tim kurator kami.

Dari 500 kamera yang dipasang di 500 lokasi tersebut, sebagian hilang atau rusak. Sebagian lagi tidak terdeteksi, tidak ada kabar dari peserta. Ada 300an karya yang berhasil kami terima dan arsipkan, sebagian berhasil menjadi karya suryagrafi, sebagian tidak tampak lintasan  mataharinya (menjadi karya foto pinhole), sebagian bergambar abstrak atau tidak berhasil. Untuk itu, kami berencana mendistribusikan 100 kamera lagi untuk dipasang di daerah yang belum mendapatkan foto suryagrafi, supaya penyebaran titik lokasinya merata mewakili wilayah se-Indonesia.

Tunggu informasi selanjutnya ya..