Tiap hari sang surya melintasi kita dengan gerak semu-nya yang berulang. Tentunya kita sudah mengetahui bahwa sebenarnya, kita di atas bumilah yang bergerak memutari matahari. Itulah alasan mengapa disebut gerak semu matahari. Jejak lintasan matahari tersebut dapat direkam atau didokumentasikan dengan menggunakan media kamera lubang jarum (pinhole camera). Para penggiat pinhole photography biasa menyebut teknik perekaman tersebut sebagai solargraphy atau suryagrafi.
Sebuah kegiatan bertajuk #rekammatahari yang digagas oleh indonesianpinhole.org
memantik antusiasme kami penggiat fotografi kamera lubang jarum untuk mengikutinya. Saya sebagai salah satu anggota dari KLJI (Komunitas Lubang Jarum Indonesia) Pekalongan. walaupun terbilang sudah lama, sejak pertama bergabung, sekitar tahun 2015, belum pernah memotret dengan teknik solargrafi. Baru kali inilah saya berkesempatan melakukannya.
Ternyata dengan melakukan pemotretan solargrafi ini saya mendapat banyak pengalaman seru di dalam proses kegiatannya. Dari penentuan lokasi pemasangan kamera, pengajuan izin pemasangan kamera karena lokasinya yang bukan termasuk tempat umum, pemasangan kamera, pelepasan kamera sampai kehilangan kamera. Saat pengajuan izin, saya bersama teman harus menjelaskan apa dan bagaimana, sebuah benda yang mereka lihat berwujud kaleng dapat berfungsi sebagaimana layaknya kamera bekerja. Beberapa pertanyaan yang muncul adalah :
– Apakah di dalam kaleng ada kameranya?
– Apakah kameranya tidak akan kehabisan catu daya?
– Di manakah baterainya dipasang?
– Apakah kameranya tidak rusak kalau kehujanan?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, (yang tentu saja kami sudah menduga sebelumnya) yaitu mengantisipasinya dengan persiapan membawa kamera kaleng kosong beserta kertas negatif yang sudah rusak terekspos, juga contoh hasil perekaman menggunakan kamera kaleng. Mengenai kamera yang hilang, dari 5 kamera yang kupasang (3 kamera kaleng, 2 kamera kotak) 1 kamera kotak hilang.
Dari beberapa pengalaman di atas, yang paling unik tentu saja saat kehilangan kamera.
Ya, memang kamera tersebut bisa hilang, karena dipasang di tempat umum, yang mana orang bisa saja melepasnya, mungkin karena iseng, karena penasaran terhadap benda yang tertulis sebagai kamera, yang dipasang di lokasi tersebut.
Karena pada setiap kaleng ataupun kotak kayu yang terpasang, tertempel juga sebuah stiker yang menyebutkan bahwa benda tersebut adalah kamera.
Mungkin dalam pikiran orang yang melepasnya, dia membayangkan akan menemukan sebuah kamera di dalam kotak kayu tersebut. (dalam pandangan umum, tentu sebuah kamera adalah benda yang mempunyai nilai ekonomis).
Dalam perasaan dongkol, kecewa karena kehilangan, terselip sebuah senyuman, karena terbayang orang yang melepasnya akan terkejut ketika mendapati yang ada di dalam kotak tersebut hanya selembar kertas!
Salam 5 Jari
Penulis : Benbella